Minggu, 01 Juni 2008

Emily

Perkenalkan aku Deni, sebut saja begitu. Aku saat ini berumur 19 tahun. kejadian ini terjadi sekitar aku berumur 17 tahun. Emily saat itu baru berumur 16 tahun. Emily sekolah di salah satu sekolah swasta di bekasi dan dia adalah salah satu bintang kelas dan dia bisa dibilang anak mami. Kecantikannya menggoda sekali sehingga banyak laki-laki yang ingin menjadi pacarnya. Bisa dibilang Emily adalah PRIMADONA-nya sekolah itu?



Aku pertama kali mengenal Emily pada saat aku sedang bermain biliard di salah satu mall di jakarta utara (klp.gading mall).
Waktu itu aku ingin sekali berkenalan dengannya tetapi aku sedikit malu-malu, soalnya cewek yang satu ini benar-benar cantik dan lain dengan yang aku lihat dari biasanya. Emily seorang cewek chinese, kulit putih, tinggi 165cm dan ukuran dada 34A bisa dibilang lumayan untuk ukuran remaja yang baru berumur 16 tahun.

Aku akhirnya berkenalan dengan Emily walau aku malu-malu setengah mati, takut ditolak, eh gak tahunya aku berhasil berkenalan dengannya!

“Hai… boleh kenalan ga”, sapaku dengan sedikit percaya diri.
“Siapa yahhh?”, jawab Emily.
“Saya Deni? Boleh kenalan ga, kamu siapa?”
“Boleh kok, emank siapa yang ngelarang… Aku Emily.”
“Sekolah dimana?? Tanyaku sedikit basa-basi.”
“Ada deh”, Katanya sedikit manja.

Akhirnya kami ngobrol panjang dan aku sedikit berani menanyakan nomor teleponnya.
Malamnya aku mencoba menelepon Emily dan pada saat itu Emily mengangkat teleponku.

“Halo ini Emily ya”, sapaku.
“Iya..ni sapa ya”, Emily menjawab.
“Ini aku Deni yang tadi siang berkenalan dengan kamu”, kataku.
“Oh… iya?? ada apa Den?”
“Enggak koq, aku cuma pengen ngobrol aja Ly… Ganggu ga?”
“Enggak ganggu kok Den…”

Aku mulai membuka topik pembicaraan meskipun sedikit canggung dan tidak tahu apa yang ingin aku bicarakan. Lalu aku mulai memberanikan diri dengan menanyakan tentang kehidupan dia.

“Emily udah punya pacar?”, tanyaku.
“Belum Den… dulu Emily punya pacar tapi Emily udah putus”, jawabnya.
“Lho putus gara-gara apa Ly?”
“udah bosen aja”, jawab Emily polos.
“Emily besok aku pingin ketemuan sama kamu bisa ga?”, pintaku.
“Boleh kok Den… mau ketemuan dimana?”
“Di MKG aja, mau??”, tanyaku.
“Boleh jam 3 sore yah pas Emily pulang sekolah”, jawabnya.
“Ok… selamat malam Emily”, jawabku sebelum menutup pembicaraan.

Besoknya jam 3 sesuai kesepakatan kami bertemu di MKG… Emily berdandan sexy sekali pada saat itu dengan baju yang teramat sangat menggoda… Ingin sekali aku menyetubuhinya tetapi aku masih perjaka… tidak tahu caranya bagaimana ML…
Kami ngobrol panjang lebar sampai jam 6 sore sambil makan-makan… Tak terasa pada saat mau mengantarkan Emily pulang, hujan turun deras sehingga aku menetap di mobilku.

Aku bertanya pada Emily, “Mau es krim ga say?”, aku memanggil dia dengan sapaan “say”, eh ternyata dia juga balik meresponseku dengan perkataan “mau donk say”. Cuaca saat itu mendukung sekali… cuaca hujan gerimis dan pada saat itu kami berdua di mobil. Aku membelokkan mobilku ke parkiran mobil. Emily bertanya,
“Ngapain kita ke parkiran say?”
“Gak apa-apa kok say… aku cape aja”, aku mulai memandangi buah dada Emily yang pada saat itu menggoda sekali… ingin sekali aku menjilati puting susunya itu…
Emily melihatku dan ia berkata “Ikhhh.. Deni nakal liat-lihat perabotan Emily… bayar tauuuu!? Masa liat gratis, ga bayar”, ucapnya manja.



Aku hanya bisa tertawa dan dalam hatiku aku ingin sekali mengecup bibirnya… aku mulai memberanikan diri untuk mencium mulutnya walaupun Emily menolak tapi aku terus memaksa dan pada akhirnya dia tidak bisa mencegah aku untuk menciummnya. Aku melumat bibirnya dengan sangat lembut dan tak disangka Emily membalas ciumanku dengan ganasnya.
Emily bertanya kepadaku, “Deni udah pernah ML belum?”
“Belum”, jawabku.
“Emily juga masih perawan Den… Emily ga tau bagaimana caranya ML.”

Serasa sudah mendapatkan lampu hijau dari Emily, aku mulai memberanikan diri tuk membuka pakaiannya. Emily malah memberikan posisi tuk memudahkan aku membuka pakaiannya. Aku membuka branya yang warna hitam itu… WOW dada Emily yang berukuran 34A langsung aku kulum dan Emily berteriak kecil,



“Aaachh… geli Den! Jangan cuma satu doank donk say… sebelahnya juga donk say”, aku mulai menjilati puting susu bagian sebelahnya. Emily yang merasa bergairah mulai membuka pakaian dan celanaku. Aku pun juga membuka celananya dan kami berdua pun dalam keadaan telanjang bulat di dalam mobil. Pada saat itu keadaan tempat parkir sangat mendukung, tidak ada satu orang pun yang melihat kami.

“Kulum penisku donk say”, pintaku.
“Emily ga pernah ngelakuin ini satu kali pun Den”, jawabnya.
“Aku juga blm pernah melakukannya Say… jadi kita sama kan”, kataku.
“Iya saya coba deh”, jawabnya.

Emily mulai mengemut penisku dan dia merasa enjoy mengemut penisku yang berukuran 15 cm. Aku juga mengelus bibir vaginanya dengan tanganku. Dia mengerang, “emh..ehm..ehm..”, tanda dia mulai bereaksi pada sentuhan tanganku…
Aku yang tidak tahan dengan vaginanya. Aku mulai membaringkannya dan langsung menjilati vaginannya.
“Ouchh… nikmat bangat say,terusssss….achh..achh “ Emily mendesah dan aku terus menjilati klitorisnya dan pada akhirnya dia mendesah tidak karuan.
“Aahhhh… achhhhhh Den akuuu keluarrrr…achhh?!”, keluarlah cairan putih dengan baunya yang khas.



Emily tak mau kalah. Dia ingin mengulum penisku. Kami melakukan gaya 69 di jok mobil belakang. Emily mengemut penisku dengan ganasnya. Dikocok-kocok dan diemut dengan ganas. Maklum baru pertama kali kami melakukannya. Lalu aku yang sudah tidak tahan… aku mulai menyuruhnya merebahkan diri dan mengangkat pahanya sehingga tampaklah vaginanya yang merah dan menggoda itu.

“Aku masukin ya say?”, tanyaku.
“Iya say tapi pelan-pelan yah… Emily masih perawan.”
Aku mulai memasukan penisku ke liang vaginanya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan penisku ke liang vaginanya saking rapatnya. Emily berteriak,
“Ahhh… sakiiittt Den!”.
Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan-pelan. Emily yang membalasnya dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap vaginanya yang sangat nikmat itu…
“Ahhhh… sakittt Den”, aku mulai mempercepatkan gerakan maju-mundur.
Emily berteriak, “Ahhhhhhhh”, aku mengeluarkan penisku dari vaginanya dan langsung keluarlah darah segar membanjiri jok mobil belakangku.
“Saay lanjut ga? Nih… aku belum apa-apa tau”, tanyaku…
“Iya say lanjut aja… Emily siap kok”, jawab Emily.
Lampu hijau nih… aku mulai memasukan penisku ke vagina Emily lagi… Emily sangat menikmati tusukan penisku ke liang vaginannya.
“Say…ssaa...yyaaa... kee…luarrr”, dan pada saat itu cairan putih itu keluar. Ternyata dia orgasme. Cairan putih itu membanjiri penisku yang nikmat dijepit oleh dinding dinding vagina Emily. Penisku masih berada di dalam vagina Emily.
“Kamu belum keluar Say?”, tanya Emily.
“Belum Say”, jawabku.

Aku meneruskan tusukan ke vagina Emily dan Emily terus mengerang… suara teriakannya membuat aku tambah bernafsu.
“Aachh… achhh….achhhhh.achhhhhh..de…niiii km heee..batt sayyy…”, dan tiba2 Emily mengeluarkan lagi cairan putih. Dia orgasme untuk yang kedua kalinya.
“Kamu belaum keluar-keluar juga Say. Cepat keluarin donk Say, udah malam”, pintanya.
“Ok say”, jawabku.
Aku mulai mempercepat gerakanku. Menggenjot vagina Emily dengan sangat cepat.
“Acchh… achhh… achhhh… achhh”, Emily mendesah menikmati setiap tusukan penisku yang belaum pernah dia rasakan sebelumnya. Aku yang hampir orgasme semakin mempercepat gerakan penisku keluar masuk vagina Emily.
“Sayyy… aku mau keluar nihhhhh”, ucapku.
“Keluarin di luar ya say jangan didalem”, pinta Emily.
Aku akhirnya orgasme dan mengeluarkan spermaku ke dada Emily yang mulus itu.
“Ccroott… crootttt…”, aku menumpahkan ke dadanya dan sebagian ke mukanya.
“Thanks ya Say… kejadian ini ga bakalan aku lupain”, kata Emily.
“Sama-sama say… aku juga ga akan melupakan kejadian ini.”

Akhirnya kami selesai ML dan kami memakai pakaian kami kembali. Dan saatnya mengantarkan Emily pulang kami sempat berciuman pada saat aku mengantar dia sampai depan rumahnya.



Aku dan Emily tidak akan melupakan kejadian dimana aku melepas keperjakaanku dan dia memberikan keperawanannya. Kami tidak berhenti sampai disitu saja. Kami melakukannya lagi di rumahnya pada saat rumahnya sepi. Setidaknya aku dan Emily setiap akhir weekend diisi dengan ML. Meskipun aku tidak ada hubungan apapun dengan Emily… meskipun aku sekarang sudah menetap di Malang dan aku sudah mendapatkan beberapa pelajaran dari cewek cewek yang ada disini tapi Emily telah memberikan pelajaran yang sangat berarti kepadaku.

Good-bye Jakarta… I’m coming MALANG! Thank you Emily.

TAMAT



ADULT FRIENDSTER - The World's Largest Sex Community ~ Join Now! It's totally FREE!

Video Syuur

Foto Syuur


Download Cerita Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar