Selasa, 21 April 2009

Selir Selir Kerajaan

Cerita Dewasa : Selir-Selir Kerajaan

Alkisah. Tersebutlah sebuah kerajaan. Raja dari kerajaan tersebut mempunyai lima orang selir disamping permaisuri. Suatu saat baginda raja bepergian ke kerajaan lain disertai permaisuri dan dua orang selirnya. Tiga selir yang lain ditinggal di kerajaan. Mereka adalah Sekarwangi, Gayatri dan Linggasuri.



Sekarwangi berusia 26 tahun dengan tinggi sekitar 169 cm dan berat sekitar 53 kg. Rambutnya lurus dan panjang. Gayatri berusia sama dengan Sekarwangi dengan tinggi yang juga sama dan berat sekitar 5 kg lebih ringan dari Sekarwangi. Rambutnya berombak dan panjang. Linggasuri berusia satu tahun lebih tua dari Sekarwangi dan Gayatri. Tingginya sama dengan Sekarwangi dan Gayatri serta berat sekitar 50 kg. Rambutnya lurus dan panjang sama dengan Sekarwangi. Mereka bertiga sama-sama berkulit sawo matang. Yang membedakan hanya pada Linggasuri yang kedua puting payudaranya ditindik dan mempunyai tato huruf L di samping kanan pusarnya.

Suatu malam mereka bertiga berkumpul di sebuah kamar.

"Kapan baginda pulang, ya?" Kata Sekarwangi.
"Aku sudah lama tidak bercumbu dengannya." Sambungnya lagi.
"Aku juga. Apakah kamu juga, Suri?" Kata Gayatri.

Linggasuri hanya mengangguk saja. Kemudian.

"Bagaimana kalau kita saling memuaskan nafsu kita?" Kata Linggasuri.
"Bagaimana caranya?" Tanya Gayatri.
"Kita bergantian berperan sebagai baginda." Jawab Linggasuri.



Akhirnya Sekarwangi dan Gayatri setuju dengan usul Linggasuri. Mereka semua melepas seluruh pakaian yang dipakainya sampai telanjang bulat. Linggasuri memperoleh giliran pertama berperan sebagai baginda. Disuruhnya Gayatri untuk telentang di tempat tidur. Sedangkan Sekarwangi duduk di kursi sambil melihat permainan Gayatri dan Linggasuri. Linggasuri langsung saja menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya.

"Aaaghh.. Ooohh.." Desah Gayatri.

Kedua tangannya juga membelai kedua paha Gayatri yang mengangkang.

"Eeehmm.." Desah Gayatri.

Melihat Gayatri tak bereaksi, Linggasuri lalu duduk di atas payudara kanan Gayatri yang berukuran 34 sama dengan ukuran kedua payudaranya. Puting payudara kanan Gayatri menempel ke kelentit Linggasuri. Gayatri mulai bereaksi dengan menggesekkan putingnya ke kelentit Linggasuri.

"Aaahh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.



Linggasuri lalu kembali menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya. Gayatri memegang kepala Linggasuri dan menekannya ke vaginanya. Linggasuri kemudian tengkurap di atas tubuh Gayatri dengan posisi tubuh berlawanan arah. Mereka melakukan posisi 69 selama beberapa menit. Linggasuri menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya dan sebaliknya Gayatri juga menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Linggasuri kemudian duduk di bawah tempat tidur dan bersandar pada tempat tidur. Gayatri sendiri duduk di pinggir tempat tidur. Dari belakang Gayatri meremas kedua payudara Linggasuri sementara kedua lengannya dibelai dari depan oleh kedua tangan Linggasuri.

"Ooohh.." Desah Linggasuri.
"Eeehmm.." Desah Gayatri.

Linggasuri kemudian berdiri dan membalikkan tubuhnya. Disodorkannya payudara kirinya ke mulut Gayatri yang langsung menghisapnya. Kaki kirinya diangkat ke atas tempat tidur dan pahanya dibelai dengan tangan kanan Gayatri. Tangan kiri Gayatri membelai punggung Linggasuri. Tangan kiri Linggasuri juga membelai lengan kanan Gayatri. Tangan kanan Linggasuri memegang kepala Gayatri dan menekannya ke payudara kiri yang dihisap oleh Gayatri.



Gayatri kemudian berdiri dan diciumnya bibir Linggasuri. Mereka berdua saling berjilatan lidah. Mereka berdua saling membelai kedua payudara mereka yang saling menempel. Tidak lupa juga kedua kaki mereka bergerak dan saling menggesekkan paha. Gayatri kemudian membalikkan tubuh Linggasuri. Dari belakang tangan kirinya meremas payudara kiri Linggasuri. Tangan kiri Linggasuri memegang kepala Gayatri yang muncul dari samping kirinya dan langsung menghisap payudara kiri Linggasuri.

"Oooughh.." Desah Linggasuri.

Linggasuri lalu membalikkan tubuhnya. Diciumnya bibir Gayatri yang membalasnya dengan penuh gairah. Payudara kanannya menempel di belahan kedua payudara Gayatri. Sementara payudara kirinya diremas oleh tangan kanan Linggasuri. Gayatri melepaskan diri dari jamahan Linggasuri. Dia naik kembali ke atas tempat tidur. Dia duduk dengan kaki diluruskan. Linggasuri ikut naik ke atas tempat tidur. Disodorkannya payudara kirinya ke mulut Gayatri yang langsung menghisapnya.



Gayatri menghisap payudara kiri Linggasuri sambil merebahkan tubuhnya sendiri. Hisapan Gayatri terlepas ketika Linggasuri juga ikut merebahkan tubuhnya disamping Gayatri. Serentak kedua tangan mereka membelai vagina masing-masing. Kaki-kaki mereka berdua mengangkang. Kaki kanan Gayatri menindihi kaki kiri Linggasuri. Jari-jari mereka berdua juga masuk ke vagina masing-masing yang sudah basah. Mereka berdua saling mengocok vagina.

Sambil tetap telentang Gayatri mencoba menghisap payudara kiri Linggasuri. Gayatri tidak berhasil. Dia hanya bisa meremas payudara kiri Linggasuri yang juga diremas oleh Linggasuri sendiri. Gayatri lalu bangkit. Puting payudara kirinya ditempelkan ke kelentit Linggasuri dan digesek-gesekkan. Dia kemudian duduk di samping Linggasuri dan menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya selama beberapa menit.



Gayatri belum puas dengan hisapan lidahnya pada vagina Linggasuri ketika Linggasuri mendorong kepala Gayatri untuk menjauh dari vaginanya. Linggasuri duduk di samping Gayatri. Direbahkannya Gayatri. Gayatri hanya menurut. Giliran Linggasuri yang menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya. Ditambah jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya yang mengocok vagina Gayatri.

Sementara Gayatri dan Linggasuri asyik dengan permainannya. Sekarwangi juga asyik dengan permainannya sendiri. Kedua tangannya bergantian meremas kedua payudaranya sendiri. Lalu jari tengah tangan kanannya dimasukkan ke mulutnya. Dibasahinya jari tengah tangan kanannya tersebut untuk kemudian jari tengah tangan kanannya itu perlahan-lahan masuk ke vaginanya sendiri yang juga basah. Dikeluarmasukkan jari tengah tangan kanannya itu sambil kedua kakinya dikangkangkan.



Sementara itu Gayatri dan Linggasuri telah selesai dengan permainannya. Mereka berdua sama-sama telah mencapai orgasme dan saling berpelukan sambil berciuman lembut. Gayatri yang melihat Sekarwangi sedang masturbasi lalu melepaskan pelukan Linggasuri. Dihampirinya Sekarwangi yang masih duduk di kursi. Diangkatnya kaki kanan Sekarwangi. Dihisapnya vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Sekarwangi lalu mengeluarkan jari tengahnya yang masih mengocok vaginanya. Diangkatnya sendiri kaki kirinya. Gayatri semakin bersemangat dalam menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya.



Sekarwangi kemudian mengangkat kepala Gayatri dan diciumnya bibir Gayatri yang setengah membungkuk. Tidak lupa kakinya diturunkan kembali ke lantai. Gayatri lalu berdiri dan membalikkan tubuhnya. Dia berniat menghampiri kembali Linggasuri yang membelai-belai tubuhnya sendiri. Sekarwangi mencegahnya dengan memegang kedua paha Gayatri sambil lidahnya menjilati pinggang kiri Gayatri. Gayatri menikmati jilatan lidah Sekarwangi yang perlahan-lahan sampai ke payudara kirinya. Sekarwangi menjilati payudara kiri Gayatri dari arah samping kiri sambil tangan kirinya juga meremas payudara kiri Gayatri.

Tangan kanan Gayatri juga meremas payudara kirinya sendiri. Sedangkan tangan kirinya dirangkulkan ke leher Sekarwangi. Kemudian Sekarwangi membimbing Gayatri untuk duduk dipangkuannya. Dijilatinya leher Gayatri sambil kedua tangannya membelai vagina Gayatri. Kedua tangan Gayatri sendiri juga membelai vaginanya.

Gayatri merasa tidak enak duduk dipangkuan Sekarwangi. Dia bangkit dari pangkuan Sekarwangi dan duduk disamping Sekarwangi dengan kedua kaki mengangkang. Sekarwangi langsung menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya. Gayatri menghentikan hisapan lidah Sekarwangi pada vaginanya dengan mengangkat kepala Sekarwangi. Dia kemudian dengan kedua tangan bertumpu pada pegangan kursi lalu membungkukkan tubuhnya. Kedua kakinya dikangkangnya. Sekarwangi rupanya tahu maksud Gayatri. Dihisapnya vagina Gayatri dengan lidahnya sambil kedua tangannya membenarkan posisi kaki Gayatri.



Sementara itu Linggasuri telah kelelahan dengan permainannya sendiri dan tertidur. Sekarwangi lalu menghentikan hisapan lidah pada vagina Gayatri. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur sambil mengangkangkan kedua kakinya. Maksudnya supaya Gayatri ganti menghisap vaginanya dengan lidahnya. Tapi Gayatri salah paham dengan maksud Sekarwangi. Gayatri menduduki Sekarwangi dengan memposisikan vaginanya pada vagina Gayatri. Ditempelkannya kelentitnya ke kelentit Gayatri. Lalu digesek-gesekkan selama beberapa menit.

Vagina mereka berdua semakin basah. Sekarwangi lalu merubah posisi duduknya. Vaginanya tepat diatas mulut Gayatri yang langsung menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Sementara itu kedua tangan Sekarwangi meremas-remas kedua payudara Gayatri bergantian.

Karena kurang menjaga keseimbangan maka Sekarwangi jatuh tertelungkup di samping Gayatri. Gayatri juga ikut menelungkupkan tubuhnya disamping Sekarwangi. Jari tengah tangan kanannya mencoba masuk ke lubang pantat Sekarwangi dan langsung dikeluarmasukkan. Sekarwangi mengikuti apa yang dilakukan Gayatri. Jari tengah tangan kirinya keluarmasuk di lubang pantat Gayatri.



Tubuh mereka berdua yang bergoyang membuat Linggasuri yang tertidur menjadi terbangun. Linggasuri terbangun tapi tidak bergabung dengan Gayatri dan Sekarwangi. Dia bangkit berdiri dan memunguti pakaiannya. Dia ingin memakai kembali pakaiannya ketika ada sebuah tangan yang membelai payudara kanannya dari belakang.

Ternyata tangan itu adalah tangan kanan Gayatri. Dia membelai payudara kanan Linggasuri sambil menjilati leher Linggasuri. Linggasuri bereaksi dengan tangan kanannya yang membelai vagina Gayatri. Dan dibalas Gayatri dengan remasan tangan kanannya pada payudara kanan Linggasuri.

Linggasuri kemudian membalikkan tubuhnya sambil tangan kanannya tetap membelai vagina Gayatri. Diciumnya juga bibir Gayatri. Gayatri lalu membalikkan tubuh Linggasuri. Jari tengah tangan kanannya masuk ke vagina Linggasuri dari belakang dan dikocoknya vagina Linggasuri. Linggasuri sendiri menarik-narik lembut anting yang ditindikkan ke kedua puting payudaranya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan mulutnya langsung menghisap payudara kiri Gayatri.



Gayatri memegang kepala Linggasuri. Linggasuri dengan duduk di lantai melanjutkan dengan menghisap vagina Gayatri dengan lidahnya. Jari tengah tangan kirinya mengocok vaginanya sendiri.

Beberapa menit kemudian Linggasuri lemas dan tergeletak di lantai. Gayatri yang masih berdiri lalu duduk disamping tubuh Linggasuri. Dia merangsang Linggasuri dengan menjilati payudara kirinya. Linggasuri hanya setengah terangsang yang membuat Gayatri menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Mulutnya lalu naik kembali menjilati payudara kiri Linggasuri kembali sambil jari tengah tangan kirinya mengocok vagina Linggasuri yang kedua kakinya terkangkang.

Tiba-tiba Sekarwangi bergabung dengan hisapan lidah pada vagina Linggasuri yang masih dikocok oleh jari tengah tangan kiri Gayatri. Gayatri menghentikan kocokannya dan berusaha ikut menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Karena tidak berhasil, dia lalu mendaratkan vaginanya ke mulut Linggasuri yang langsung menghisap dengan lidahnya. Gayatri menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil kedua tangannya meremas kedua payudaranya sendiri.



Melihat Sekarwangi menghentikan hisapan lidahnya pada vagina Linggasuri maka Gayatri mencoba untuk menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Tetapi mulut Gayatri disambut dengan ciuman bibir Sekarwangi. Mereka berdua berciuman dengan sangat gairah. Jari tengah tangan kiri Gayatri mengocok vagina Linggasuri yang masih menghisap vaginanya dengan lidahnya. Sedangkan Sekarwangi yang berciuman dengan Gayatri juga menggesekkan payudara kirinya ke lutut Linggasuri yang ditekuk sementara payudara kanannya diremasnya sendiri dengan tangan kanannya. Sekarang mereka bertiga berbaring miring. Tangan kanan Linggasuri meremas sendiri payudara kanannya.

Sekarwangi menempelkan tubuhnya ke tubuh Linggasuri sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Linggasuri. Begitu juga dengan Gayatri yang menempelkan tubuhnya ke tubuh Sekarwangi sambil mengocok vagina Sekarwangi dengan jari tengah tangan kanannya. Kedua tangan Sekarwangi kemudian meremas kedua payudara Linggasuri. Sementara itu Gayatri menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Punggungnya dibelai oleh kaki kanan Linggasuri. Lalu mulut Gayatri naik ke atas dan menghisap payudara kanan Linggasuri yang juga diremasnya sendiri. Sedangkan Sekarwangi menjilati pantat Gayatri sambil tangannya membelai betis kanan Gayatri. Kembali mulut Gayatri turun ke bawah dan menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya.



Sekarwangi memegang pinggang Gayatri sambil kedua payudaranya ditempelkan ke pantat Gayatri. Digoyang-goyangkan tubuhnya yang juga membuat tubuh Gayatri ikut bergoyang. Kembali lagi mulut Gayatri naik ke atas dan ingin menghisap payudara Linggasuri. Tetapi Linggasuri malah duduk dan membelai pantat Gayatri yang juga dibelai oleh Sekarwangi. Gayatri lalu berdiri dan payudara kanannya dibelai dan diremas oleh tangan kanan Linggasuri.

Tangan kiri Sekarwangi membelai pantat Linggasuri dan tangan kanannya membelai paha kiri Gayatri. Linggasuri dan Sekarwangi sama-sama pada posisi antara jongkok dan berdiri. Keduanya lalu berdiri dan sama-sama meremas kedua payudara Gayatri. Linggasuri meremas payudara kanan Gayatri dengan tangan kanannya. Sedangkan Sekarwangi meremas payudara kiri Gayatri dengan tangan kirinya sambil menjilati payudara kiri Gayatri. Mereka bertiga lalu saling membelai bagian tubuh yang sensitif.

"Eeehmm.. Eeehmm.. " Mereka bertiga sama-sama mendesah.



Permainan mereka bertiga berlanjut dengan Sekarwangi yang dipeluk dari belakang oleh Gayatri. Gayatri sendiri juga dipeluk dari belakang oleh Linggasuri. Linggasuri menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggung Gayatri bersamaan dengan Gayatri yang menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggung Sekarwangi.

Gayatri kemudian mencium bibir Sekarwangi dari belakang sambil kedua tangannya meremas kedua payudara Sekarwangi. Tangan kiri Sekarwangi ke belakang membelai paha kiri Gayatri yang juga dibelai oleh tangan kiri Linggasuri dari belakang. Lama sekali Gayatri meremas payudara Sekarwangi sampai akhirnya Sekarwangi membalikkan tubuhnya yang membuat kedua payudara Gayatri dan kedua payudara Sekarwangi saling menempel.

Gayatri menghentikan remasan kedua tangannya pada kedua payudara Sekarwangi. Kedua tangannya pindah meremas pantat Sekarwangi. Kedua tangan Sekarwangi meremas kedua payudara Linggasuri yang berdiri di belakang Gayatri. Linggasuri juga menempelkan pahanya ke paha Gayatri sambil digesek-gesekkan. Kedua tangannya juga membelai kedua paha Gayatri.

Lalu Gayatri menurunkan tubuhnya dan dengan setengah berdiri dia menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Sedangkan Linggasuri pindah ke samping Sekarwangi dan menghisap payudara kiri Sekarwangi. Jari-jari kaki kirinya digesek-gesekkan ke paha belakang kiri Gayatri. Linggasuri pindah lagi ke belakang Sekarwangi dan kedua tangannya dari bawah ketiak Sekarwangi meremas kedua payudara Sekarwangi.

Sedangkan Gayatri yang dengan kedua tangannya memegang paha Sekarwangi menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Pegangan Gayatri kurang kuat sehingga dia terjatuh. Linggasuri menghentikan remasan kedua tangannya pada kedua payudara Sekarwangi. Dia menindihi tubuh Gayatri yang akan kembali berdiri dan menghisap payudara kanannya.



Sedangkan Sekarwangi dari belakang menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya. Linggasuri hanya sebentar menghisap payudara kanan Gayatri. Dia lalu maju dan disodorkannya payudara kirinya ke mulut Gayatri yang langsung menghisapnya. Kedua tangannya juga meremas kedua payudara Gayatri. Posisi yang demikian membuat Sekarwangi merubah posisinya dari telungkup ke telentang. Dia kembali menghisap vagina Linggasuri dengan lidahnya.

Sekarwangi adalah yang pertama kali orgasme. Dia terjatuh lemas di samping tubuh Linggasuri. Sementara Linggasuri menelentangkan tubuhnya ke belakang. Kedua kakinya saling menjepit dan bersilangan dengan kedua kaki Gayatri. Kedua vagina mereka saling bergesekan.

Setelah mereka berdua mencapai orgasme secara bersama-sama, Gayatri dan Linggasuri berdiri dan mengangkat tubuh Sekarwangi ke meja. Setelah tubuh Sekarwangi diletakkan di meja mereka berdua lalu berciuman. Payudara kanan Gayatri bersentuhan dengan payudara kiri Linggasuri. Lalu Gayatri menghampiri Sekarwangi. Disodorkannya payudara kanannya agar dihisap oleh Sekarwangi. Sekarwangi menyambutnya dan kepalanya dipegang oleh tangan kiri Gayatri.



Sementara tangan kanannya menekuk kedua kaki Sekarwangi agar Linggasuri di sisi lain dapat leluasa dalam menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Kemudian Gayatri mencium Sekarwangi dengan bibirnya sambil tetap memegang kedua kaki Sekarwangi. Linggasuri masih tetap menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya. Linggasuri menghentikan hisapan lidahnya pada vagina Sekarwangi. Lidahnya menjilati kaki kiri Sekarwangi yang sudah tidak lagi ditekuk. Gayatri tetap berciuman mesra dengan Sekarwangi dan mengesek-gesekkan kedua payudaranya ke kedua payudara Sekarwangi. Dia lalu ikut menjilati kaki kanan Sekarwangi yang sedang mengocok vaginanya dengan jari tengah kedua tangannya bergantian.

Beberapa saat kemudian Gayatri dan Linggasuri menelungkupkan tubuh Sekarwangi. Kedua kakinya dipijakkan ke lantai. Gayatri kemudian menghisap vagina Sekarwangi dengan lidahnya dan Linggasuri menjilati lubang pantat Sekarwangi. Akhirnya Sekarwangi didudukkan di meja dan Gayatri menghisap payudara kiri Sekarwangi sedangkan Linggasuri menghisap payudara kanan Sekarwangi.

Mereka betiga akhirnya kelelahan dan tidur di tempat tidur sambil berpelukan dalam keadaan masih telanjang. Linggasuri berada ditengah dan dipeluk dari belakang oleh Gayatri dan dipeluk dari depan oleh Sekarwangi. Pagi harinya. Suara kokok ayam membuat Sekarwangi terbangun. Dilihatnya Gayatri dan Linggasuri masih tertidur pulas. Dibangunkannya Gayatri dengan membelai payudara kanannya.



Gayatri terbangun juga dan dilihatnya Sekarwangi membangunkan Linggasuri dengan menjilati belahan kedua payudaranya. Linggasuri masih tetap pulas sehingga Gayatri berinisiatif ikut membangunkan Linggasuri dengan ciuman bibirnya pada bibir Linggasuri dan menepuk-nepuk pantat Linggasuri. Linggasuri akhirnya terbangun juga. Sekarwangi merebut ciuman bibir Gayatri pada bibir Linggasuri dengan bibirnya. Gayatri terpaksa menjilati leher Linggasuri. Sekarwangi juga meremas payudara kanan Linggasuri dengan tangan kirinya.

Tanpa sengaja bibir Sekarwangi dan bibir Gayatri bersentuhan dan langsung saling menjilat lidah. Kedua payudara Sekarwangi dan kedua payudara Linggasuri juga saling menempel. Kaki kanan Linggasuri ditumpangkan ke paha kiri Sekarwangi. Sementara paha kanannya dibelai oleh tangan kanan Gayatri. Linggasuri mengangkat kepalanya yang membuat perang lidah antara Sekarwangi dan Gayatri terhenti. Dihisapnya payudara kiri Sekarwangi sambil kaki kanannya tetap ditumpangkan ke paha kiri Sekarwangi.
Tangan kirinya dipegang oleh tangan kanan Gayatri dan diremaskan ke payudara kanannya. Sedangkan payudara kirinya diremas tangan kanan Linggasuri dengan sendirinya.

Puncak dari permainan tersebut ketika payudara kanan Linggasuri dihisap oleh Gayatri dan payudara kirinya dihisap oleh Sekarwangi. Ditambah lagi dengan jari tengah tangan kanan Gayatri dan jari tengah tangan kiri Sekarwangi yang bersama-sama mengocok vagina Linggasuri.

"Oooughh.. Aaahh.. Ooouhh.." Mereka bertiga akhirnya mengalami klimax bersamaan.

Tamat

Kejantanan Prajurit

Cerita Dewasa : Kejantanan Prajurit

Pada suatu sore saat aku dengan Dewi temanku dalam perjalanan di jalan bebas hambatan, waktu itu hujan cukup deras sehingga jalanan kurang nampak jelas dari kaca mobil kami. Dewi yang memegang setir pada waktu itu sebenarnya juga mengendarai dengan hati-hati, tapi karena sedang apes mobil yang kami naiki itu keluar jalur dan mobilnya terperosok ke dalam parit. Untung Dewi tidak ngebut sehingga kami berdua selamat dan tidak mengalami lecet sedikit pun. Karena mobilnya terperosok ke dalam parit, maka kami tidak bisa langsung membawa mobil ke jalur yang semestinya lagi.

"Waduh.. Sus! Nggak bisa keluar nih bannya, mana HP-ku habis batterainya, wah! Gimana nih?" Dewi panik dan sepertinya kehabisan akal.
"HP-ku juga nih, mana hujan lagi, sepi kendaraan lagi, kalau gini sich! Meski ada orang yang memperkosa kita nggak pa-pa deh! Asal kita diantar pulang saja", aku ngomong sekenanya.
"Gila kau Sus, tapi benar juga asal jangan kasar-kasar kali ya, hehehe..!"
"Loh! Semakin kasar semakin nikmat lagi, hahaha..!" kami tertawa seakan-akan kami sudah terlepas dari masalah.
"Sus, kalau kita di dalam mobil saja, kita akan di sini sampai mampus", gerutu Dewi.
"Habis gimana lagi, di luar kan hujan gitu."
"Yah kamu, nggak takut diperkosa, masak takut sama hujan, ya sudah aku saja yang keluar, kucoba dorong mobil ini keluar dari lubang", Dewi nekat dengan semangat empat lima dia keluar dan mulai mendorong moncong depan mobil sialan ini.

Aku melihat Dewi berusaha dengan keras dan mengerahkan seluruh tenaganya, tapi mobil sialan ini tidak bergerak sedikit pun.
"Sus! Hidupin mesinnya!" Dewi teriak-teriak, kuhidupkan mesin lalu giginya kuganti gigi mundur, ternyata mobil hanya bergeming sedikit saja. Lalu aku ikut keluar dan juga mencoba mendorong sama-sama dan ternyata tidak membawa perubahan yang berarti.
"Ya.. nggak bisa juga Wik", keluhku.
"Iyah, tapi bodimu cukup bagus basah-basah gini Sus.."
"Kamu itu mabok ya? Tapi bodimu juga terlihat bagus", lalu kami tertawa-tawa.

"Hei..! Sus itu ada mobil, kita cegat yuk", sambil Dewi menunjuk ke arah mobil truk yang semakin mendekat, dan kemudian kami bergegas berlari sampai ke tengah jalan dan melambai-lambaikan kedua tangan kami. Dan kami berhasil, truk itu ternyata adalah truknya tentara.
"Kenapa kalian? Kenapa dengan mobilnya?" Teriak supir truk, dan kami menghampirinya, "Itu Pak mobil kami masuk parit, jadi mobil kami tidak bisa jalan lagi nih Pak!" kujawab dengan nada yang mesra.
"O iya! Hei! Anak-anak bantu nyonya-nyonya ini ayo cepat." Kemudian turun empat orang dari belakang truk itu.
"Mari Nyonya, anda yang pegang kemudi", kata salah satunya dengan tegas kepadaku, lalu kujawab, "Loh, kok Nyonya sih, kan aku masih muda dan single lagi", sambil kugoda dia, huh badannya tegap, tampangnya nggak jelek-jelek amat, tapi yang penting kan bodinya kekar.

Kucoba menghidupkan mesin lagi beberapa kali tapi tak mau hidup-hidup, waduh kenapa ya?, dan kulihat ternyata bensinnya sudah habis.
"Waduh Mas bensinnya habis, ada cadangan ngak mas-mas ini", teriakku.
"Waduh maaf Nona kami tak punya.."
"Yah sudah, kalau gitu kami ikut kalian saja", setelah kami mengambil tas, kami langsung naik truk mereka.

Setelah masuk, dengan santainya aku melepas bajuku yang basah di hadapan keempat prajurit yang tidak jelas pangkatnya itu, kulihat mereka menatap kami tanpa berkedip sedikit pun, lalu kudekati salah satu dari mereka setelah pakaianku terlepas semua. "Kenapa? suka dengan bodiku hmm.." godaku. Kulihat jakunnya naik turun dan matanya tak henti-hentinya melihat payudaraku yang boleh dibilang montok dan seksi cukup mengoda pokoknya. Lalu kupegang tangannya, kudekatkan ke bongkahan payudaraku, "Gruungg!" suara itu tiba-tiba merusak suasana hening, "Hei! Jangan berangkat dulu", mereka berempat bergegas mendekati jendela sopir, entah apa yang mereka bicarakan.
"Sus, kamu sudah gila ya?" tegur Dewi yang terlihat agak malu-malu tapi mau.
"Sudahlah, lagian kita kan kedinginan butuh penghangat dong", sambil kucubit susu kirinya dan Dewi pun tersenyum dan mulai melepas bajunya.

Mesin truk tak lama kemudian mati lagi dan keempat prajurit itu dengan cepat melucuti bajunya masing-masing. "Nona jangan salahkan kami, karena kami sudah empat bulan tidak pernah menyentuh wanita, mungkin nanti agak kasar", kata salah seorang prajurit yang hanya tinggal celana dalamnya saja yang menempel di tubuhnya. Kemudian dia mendekap tubuhku lalu langsung melumat halus bibirku, ternyata dia mahir memainkan lidahnya, nafasku habis rasanya, dan sekilas kulihat prajurit yang lain menggelar terpal dalam tuk yang cukup luas itu dan kulihat Dewi sudah mulai dikerjai seorang prajurit yang mulai membelai, mencium dan mengulum dada montok milik Dewi.

Setelah beberapa saat berciuman, prajurit yang berhadapan denganku mulai mencium leher di bawah telingaku sambil mendesah-desah merasakan kenikmatan, setelah itu dia merambat mengerjai susu sebelah kiriku dengan liar dan ganas. Ssst! Sunguh nikmat sekali. Dengan tiba-tiba badanku ditarik lalu dibaringkan ke atas terpal kasar di lantai truk itu. Sekilas kulihat supir tadi juga mulai naik, kemudian dengan tergesa-gesa melepas pakaiannya sampai polos, lalu mendekatiku dan menuju selangkanganku, kemudian dia menjilati liang kewanitaanku, langsung aku mendesis dan mengeram, dengan tiba-tiba prajurit yang tadi membaringkanku langsung menghimpit kepalaku dengan selangkangannya, kemudian dengan cepat kulepas celana dalamnya. Setelah keluar batang kemaluannya kemudian langsung kulahap batang kemaluan yang lumayan besar itu. Kukulum-kulum dan kusedot kuat-kuat hingga prajurit itu mengeram-ngeram sambil menekan-nekan kepalaku sampai aku sesak nafas. Sesekali aku mendengus dan mendesis akibat ulah supir truk yang mejilat dan menggigit lembut klitorisku, sampai tubuhku mengejang lalu tak lama kemudian sepertinya tumpah semua cairan dalam liang kewanitaanku.

Aku tetap sibuk dengan batang kemaluan yang ada dalam mulutku lalu kurasakan payudaraku ada yang meremas dan sesekali dikulum-kulum. Sungguh kewalahan aku melayani mereka. Dengan tiba-tiba aku mendengar erangan Dewi tepat di sebelah kiri kupingku, ternyata dia sedang dalam keadaan tengkurap di antara kedua prajurit. "Gilaa Suss.. ughh.. sst!" Dewi mulutnya ngomel-ngomel nggak karuan sambil merem-melek tak berdaya. Gila, Dewi dikerjai depan belakang. Lalu prajurit-prajurit yang mengerjaiku berusaha membimbingku untuk nungging, setelah nungging di atas salah seorang dari mereka dan setelah batang kemaluan prajurit di bawahku tepat di antara bibir kewanitaanku, pantatku ditarik dengan keras-keras hingga masuk semua betang kemaluan prajurit itu dengan lancar karena liang kewanitaanku sudah licin.

Setelah beberapa kali genjotan prajurit yang lain berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anusku. "Ssst.. aah.. aah!" Gila sakit banget, baru kali ini anusku digarap orang. "Aaakkh..!" aku menjerit sekuat tenaga begitu batang kemaluan prajurit yang besar itu masuk ke dalam anusku. Selang beberapa saat, terasa juga nikmatnya gesekan dari dua lubangku yang sebelumnya tidak terbayang, meski rasa sakit masih menyertai. Kemudian tubuhku mengejang dan sampailah aku pada klimaks kedua, tapi kuperhatikan kedua prajurit itu masih sibuk menggenjotku. Pelir besar tiba-tiba berada di wajahku, kemudian peler itu didorongnya ke mulutku yang kemudian kukulum dan kusedot, di sela-sela desisan dan eranganku. "Ayo Nona sedot yang kuat!" kata prajurit itu sambil menekan-nekan kepalaku. "Uuugh.. aakh.. esst!" suara geraman dan desisan silih berganti saling sahut menyahut dalam truk itu.

Saat kulihat di sebelah, Dewi terkapar dan lemas, sesekali dia mengeram karena prajurit itu masih getol menyetubuhi Dewi. Gila rasanya aku mau keluar untuk ketiga kalinya sebentar lagi, beberapa saat kemudian kurasakan kedua prajurit yang menyetubuhiku depan belakang mengeram serta merangkul kuat-kuat tubuhku dan kemudian kurasakan liang kewanitaan dan duburku tersembur cairan yang hangat hampir bersamaan, aku pun mencapai klimaks yang ketiga.

Setelah aku mencapai klimaks, aku semakin bersemangat mengulum dan menyedot batang kemaluan di hadapanku sampai pada akhirnya cairan hangat itu menyembur memenuhi rongga tenggorokanku. Lalu prajurit itu melepaskanku dan bergerak menjauhiku. Dan kulihat Dewi pun mulai di tinggal sendirian, kemudian kelima prajurit itu mendekat. "Ayo sini kita gantian, aku pingin rasain juga dia", kata salah satu dari mereka sambil tertawa-tawa, waduh habis aku.

Dua prajurit yang menyetubuhi Dewi mendekat, lalu satu dari mereka menggendongku dan kemudian setelah pelernya tepat di tengah-tengah liang kewanitaanku, aku sedikit diturunkan dan amblas sudah batang kemaluannya tertelan liang kewanitaanku tanpa halangan. Aku disetubuhinya sambil berdiri, sambil tangannya tak henti-hentinya naik turun dengan posisi aku merangkul erat tubuhnya, kemudian dari belakang duburku disodok peler dari belakang, aku menjerit dan mengeram kesakitan, buah dadaku digerayanginya dengan brutal.

Setelah beberapa saat aku dikerjain berdiri, aku diturunkan kemudian aku disuruh mengangkangi seorang prajurit, dan setelah pas masuklah kembali peler besar itu dalam liang kewanitaanku, dan yang lain menyusul menimpaku dari belakang, dan bukannya masuk ke duburku melainkan juga masuk ke dalam liang kewanitaanku, gila ini prajurit, dengan kasar dan brutal akhirnya masuk juga pelernya meski hanya setengahnya, tapi sakitnya bukan main aku menjerit-jerit minta ampun tapi tidak di gubrisnya. Karena mungkin tidak memuaskan dia, maka peler yang masuk hanya setengah itu dicabutnya kemudian dengan serta-merta menyodokkan ke duburku dengan keras, lalu mengosoknya dengan brutal, tak lama kemudian dia mencapai klimaks, setelah beberapa saat lalu batang kemaluannya dicabutnya.

Sekarang aku berkonsentrasi pada satu orang saja, aku merubah posisiku dengan posisi nangkring di atas selangkangannya, kemudian aku mulai naik turun dan sedikit goyang kanan kiri, hingga tak lama kemudian pertahanannya terlihat sedikit goyang, begitu pula aku sepertinya aku akan mencapai klimaks keempat kalinya. Setelah beberapa saat kurasakan liang kewanitaanku di sembur cairan hangat dan kemudian aku pun mencapai klimaks yang keempat kalinya, kami pun saling menggeram, lalu aku menggulirkan tubuhku di samping prajurit yang terlihat lemas. Kulihat Dewi masih di kerjai tiga orang prajurit, Dewi meringis-ringis sambil terus dijejali batang kemaluan prajurit yang besar itu. Karena aku merasa kasihan dengan Dewi dengan sedikit sempoyongan kuhampiri mereka kemudian kutarik salah satu dari mereka yang sedang getol-getolnya ngerjai dubur Dewi lalu kukangkangi dia, setelah tepat posisi pelernya diantara bibir kewanitaanku, kududuki dan langsung masuk seluruh batang kemaluan prajurit itu. Kugoyang-goyang dengan gencar hingga prajurit itu kewalahan menghadapi seranganku, membuatnya tak kuasa menahan lahar spermanya, menyemburlah spermanya dalam liang kewanitaanku. Karena aku belum mencapai klimaks lagi kepalang tanggung sehinga aku tetap menggoyang pinggulku sampai aku mencapai klimaks.

Setelah selesai prajurit-prajurit itu mengerjaiku dan Dewi mereka terlihat lelah. Aku menghampiri Dewi, kulihat wajahnya sudah lelah, "Gimana Wik?" bisikku. "Wah! habis aku, sampai aku klimaks lima kali Sus", Dewi menjawab pertanyaanku dengan sisa-sisa tenaganya. Setelah itu kami minta diantar ke rumah kontrakanku dan kemudian aku menghubungi jasa mobil derek kemudian kami istirahat setelah kami mandi bersama.

Tamat

Pengalaman Yang Luar Biasa

Cerita Dewasa : Pengalaman Yang Luar Biasa

Pada bulan Mei lalu aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
"Hey.. kok.. melamun?" katanya.
Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.

"Eee.. Ditanya ko masih diam sih?" wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
"Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?"
"Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?"
"Kemana Tante?" tanyaku.
"Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?" karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,
"Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?" yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
"Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai", kata Mbak Hanny.
Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

"Nah dewa sekarang tinggal kita berdua", katanya.
"Memangnya ada apa tuh Tante?" kataku heran.
"Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak," begitu timbalnya.
"Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki", sambil memeluk aku dan memohon,
"Yah sayang? Mau kan?" katanya lagi
"Ii.. Yaa, mau.. Tante?" jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. "Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?" gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. "Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh.." desahku.
"Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta," kata Tante Mey.
Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

"Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?"
Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
"Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?"
Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
"Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?" Tante Mey meringis memohon.

Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
"Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?"
"Kenapa Tante?"
"Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?"
"Ooohh..?" jawabku.
"Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis," katanya.
Selang beberapa menit,
"Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?"
"Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?"

Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
"Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?" lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
"Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?" ceracaunya.

"Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?" timbalku.
Tiba-tiba, "Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?"
"Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?"
Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
"Tante aku mau keluar nih..?" kataku, "Dimana nih keluarinnya..?"
"Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?"
Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
"Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?" erangku.

Lalu aku dan tante tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi.

Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
"Ada apa Mbak?" tanyaku.
Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
"Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please.."
Dia mempertegas, "Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngentot lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak," sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
"Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku," jawabku vulgar.
"Kita entotannya dilantai karpet aja yah?" kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, "Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngentotnya diranjang," dia mempertegas.

Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngentotin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
"Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?" erangnya.
"Sakit Mbak?" tanyaku.
"Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?"
Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
"Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?" sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
"Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?"

Akhirnya akupun ngentot lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngentotin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
"Iiihh.. Kakak lagi ngapain?" mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngentot sama kakaknya.

Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
"Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?"
"Ii.. ittuu.. ada..?"
"Ada apa?" katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
"Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!"
Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. "Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?" kata Mbak Hanny.
"Kak aku ingin ngerasain dientot yah?" tanya Shelly sama kakaknya.
"Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa," timbal poppy.
"Iyah kan Kak?" tanya poppy pada Shelly.
"Iyah nih.. Gimana sih..?" timbal Shelly.
"Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?" terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngentot dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
"Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?"
"Sini jangan ribut.." kata Kakaknya lagi, "Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis" Tanya kakaknya.
"Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh.."

Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngentotnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
"Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?" erangan Mbak Hanny.
"Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali"

Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

Akhirnya kembali lagi aku ngentotin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya Sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
"Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?" tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
"Mau sekali Kak..?" jawabnya.
"Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngentotin dia?" jawab polosnya.

Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
"Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?" sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
"Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?"
Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
"Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?" katanya.
"Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?" tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
"Enak.. sekali.. Kak Dewa.."
"Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?" lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
"Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh.." eranganya.

Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
"Sudah dong kak..?" kataku pada Mbak Hanny.
"Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?" kataku lagi

"Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?" kata Poppy.
"Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?" katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.

Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
"Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali."
"Bleess.. Bless.. Bleess.."

"Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh.." Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
"Sakit yah?" tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
"Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut," katanya.
Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
"Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah.." ceracaunya.
Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
"Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah.."

Dan akhirnya aku ngentot vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
"Aku mau keluar nih?"
"Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah.."
Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
Crott.. Croott..
"Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?" eranganya.
"Makasih.. Yah kak..?" sambil dia tersenyum.
"Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih."
"Aku mau keluar nih, dimana sayang?" tanyaku.
"Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis.."
Ccrroott.. Crroott.. Crott..
Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

Gile.. Benerr.. sekali ngentot dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

Tamat

Tengah Malam di Stasiun Radio

Cerita Dewasa : Tengah Malam di Stasiun Radio

Yudha menghela nafas panjang, terlalu panjang hingga menarik perhatian Fergie yang baru saja memasuki ruang siar.
“Kenapa, Dha? Malem minggu kok BT banget?”
Yudha hanya tersenyum kecut. Dia mengambil log iklan, mengisi beberapa kolom yang masih kosong dan menandatanganinya, lalu berlalu meninggalkan ruang siar, tanpa sepatah katapun menjawab pertanyaan Fergie.
Fergie mengelengkan kepalanya, namun akhirnya dia mengerti setelah melihat list lagu-lagu yang tadi Yudha putar saat siaran.
“Lagu itu….,” gumam Fergie pelan.



Di ruang tamu, Sissy sedang sibuk bercanda dengan beberapa pendengar yang berkunjung. Yudha melewati mereka sambil mengangguk dan tersenyum, lalu cepat-cepat menghilang menuju teras. Udara sejuk langsung menerpa wajahnya begitu dia sampai di teras. Sudah 4 malam dia selalu menyendiri di teras ini setiap selesai siaran, itu artinya sudah 4 hari Lala meninggalkannya. Lamunan Yudha kembali melayang, hingga tanpa terasa sudah 2 jam dia duduk di teras, Fergie telah selesai siaran acara terakhir dan Radio telah off air.
“Gue pulang ya, Dha. Sori gak bisa nginep. Lo gantiin gue ngisi acara Morning Spirit besok pagi, ntar gue siaran Top ten” Ucapan Fergie membuyarkan lamunan Yudha.
Yudha mengangguk, lalu melirik ke ruang tamu. Sissy juga sudah pulang bersama tamu yang tadi ngobrol dengannya. Namun di tuang tamu masih ada seorang gadis yang duduk dengan gelisah. “Itu siapa?” Tanya Yudha pada Fergie.
“Fia,” jawab Fergie. “Dia lagi nunggu temen-temennya. Temenin dulu gih, Dha. Kasihan sendirian. Gue cabut ya.”
Sepeninggal Fergie, Yudha menuju ruang tamu dan menemui Fia. “Nunggu temen, Fi?” Sapanya sambil duduk di sebelah Fia.
“Iya, Dha. Sori ngerepotin. Aku nunggu temen-temenku jemput ke sini. Gak apa-apa kan aku nunggu di sini? Soalnya aku gak berani pulang sendirian.”
Yudha memperhatikaan Fia. Umurnya kira-kira 18 tahun, rambut panjangnya yang diikat membuat leher jenjangnya terlihat indah. “Gak papa kok,” Jawab yudha kemudian.”Kebetulan aku memang lagi belum pengen tidur. Malah untung ditemenin cewek cakep.”



Kemudian mereka terlibat obrolan selama setengah jam. Obrolan ini membuat yudha melupakan kesedihannya akibat ditinggal oleh Lala. Fia bercerita bahwa dia sedang jalan-jalan dengan teman-temannya. Namun akhirnya dia memilih untuk menunggu di Studio Radio ini ketika teman-temannya yang lain memutuskan untuk booking kamar hotel.
“Jadi mereka nginep di hotel dan membiarkan kamu nunggu di sini?” Tanya Yudha kemudian.
“Mereka gak nginep, cuman short time. Janjinya sih mereka mau jemput aku jam setengah satu. Tapi kok belum jemput juga ya?”
Yudha melirik jam tangannya, jam satu malam kurang sedikit. “Ya udah, tunggu saja dulu. Kenapa kamu gak bawa pacar kamu supaya kamu juga bisa ikut ke hotel?”
“Pacarku ke luar kota sejak beberapa bulan lalu,” jawab Fia singkat. “Dha, anterin ke kamar kecil dong, aku gak berani sendirian.”
Yudha mengangguk, lalu mereka berdua menuju ke belakang.



Sebuah kecelakaan kecil mengawali inti cerita ini. Fia terpeleset ketika keluar dari kamar mandi. Secara refleks Yudha menangkap tubuh Fia, aroma wangi tercium dari tubuh Fia yang merapat dalam pelukannya. Naluri lelaki Yudha bangkit, dengan lembut dia mencium leher fia yang dari tadi menarik perhatiannya.
“Mmmhhh…,” Fia mendesah, namun tak ada perlawanan. Yudha terus menyusuri leher Fia dengan bibirnya. Fia menggelinjang dan mendesah-desah. Gadis itu menyambut bibir Yudha ketika ciuman Yudha beranjak ke atas. Mereka berciuman beberapa saat hingga tanpa sadar, retsleting baju Fia telah terbuka memperlihatkan buah dada Fia yang membusung keras.
Yudha melepaskan rangkulannya. “Kita terusin di kamar yuk,” bisiknya sambil menjilat belakang telinga Fia.
Fia menggelinjang geli. “Mmmmhh.. tapi aku telpon temen-temenku dulu.”

Lalu Fia menelepon teman-temannya dan mengatakan bahwa dia tidak perlu dijemput karena dia pulang duluan.



Setelah Fia selesai menelepon, Yudha langsung membopong tubuh Fia dan membawanya ke kamar. Di atas tempat tidur dia menindih dan menggumuli tubuh Fia dengan lembut. Fia mengerang dan mendesah ketika lidah Yudha mempermainkan putting susunya. Dari gerakan tubuh dan erangan Fia, Yudha dapat menduga bahwa gadis ini memiliki nafsu yang besar namun belum terlalu berpengalaman.
Satu persatu Yudha mempreteli pakaian Fia hingga telanjang bulat, dan kemudian dia membuka pakaiannya sendiri. Secara perlahan Yudha merubah cumbuannya yang lembut menjadi ganas dan liar sehingga membuat bibir Fia mengeluarkan rentetan desahan dan erangan. Cumbuan Yudha mulai mengarah ke bawah. Sebuah lenguhan kecil keluar dari mulut Fia ketika lidah Yudha mempermainkan bulu-bulu halus di bagian bawah, lenguhan itu berubah menjadi teriakan kecil ketika lidah Yudha menjilati lubang rapat di bawahnya. Gadis ini masih perawan.



Setelah bermain selama beberapa lama di vagina Fia dan membuat vagina tersebut mengeluarkan cairan pertama, Yudha beranjak ke atas dan menindih tubuh Fia. Gesekan kulit Fia yang halus semakin membuat Yudha terangsang. “Kamu belum pernah bercinta ya?” tanyanya.

Fia menggeleng, matanya tetap terpejam sambil menggigit bibir. “Pacarku selalu menolak melanjutkan saat aku mulai terangsang hebat,” jawabnya dengan nafas tersengal-sengal. Dia kembali berteriak ketika rudal Yudha yang telah sampai pada puncak ereksi mengesek-gesek bagian luar vaginanya.
Yudha sengaja mempermainkan Fia selama beberapa lama. Gesekanitu memberikan sejuta rangsangan padanya, dan juga membuat Fia kelojotan sambil mengerang tanpa henti. Fia memeluk tubuh di atasnya dengan erat. “Dha, aku gak tahan lagi…” Rengeknya.



Akhirnya Yudha juga mulai tak tahan. Dia mengarahkan penisnya, lalu menekan dengan perlahan.
“SSSSSHHHHHHH……” Usaha Yudha untuk memasukkan penisnya membuat Fia mendesis. Fia melebarkan kakinya, berusaha membantu usaha Yudha yang sedikit kesulitan.
Setelah beberapa kali menekan-nekan, Yudha mengambil posisi dan secara mendadak menekan dengan keras.
Blesssshhhhh…. Penisnya masuk secara mendadak. Yudha mengerang, Fia menjerit.
“Ahhhh.. Dha…. Sakiiittttt…” Teriak Fia sambil memeluk erat tubuh Yudha.
Yudha juga merasakan sensasi hebat ketika penisnya menerobos. Vagina perawan Fia terasa begitu nikmat dan seret. Dia mulai bergerak keluar masuk secara perlahan –mengulang dan mengulang—penisnya menyalurkan kenikmatan tak ketara.
Fia yang baru kali ini merasakan sebuah penis keras yang masuk ke vaginanya tak henti-henti mengerang. Rasa sakit bercampur nikmat membungkus sukmanya ketika penis Yudha memenuhi dinding vaginanya. Secara naluri, Fia menggerakkan otot vaginanya dan mengurut penis Yudha yang terus keluar-masuk. Hal ini semakin menambah sensasi kenikmatan yang dia rasakan.
Yudha merasakan jepitan dan gerakan dinding vagina Fia yang mengurut-urut penisnya. Dia mengerang, lalu mempercepat gerakannya, mengejar puncak kenikmatan yang sebentar lagi menghampiri.
“Ahhh… Percepat, Dha. Terussss….”
“Sbentar lagi, Sayang…. Ugh… Nikmat..”



Namun puncak kenikmatan belum teraih juga, Yudha semakin mempercepat gerakan keluar masuknya. Fia merasakan setiap gesekan menembus ulu hatinya. Tubuhnya bergoncang-goncang akibat gerakan Yudha yang semakin liar dan ganas.
Setelah beberapa lamna, akhirnya Yudha mulai meraih puncak. “Ah…… Fia…. Nikmat sekali……..”
“Hmhhhhh….. Terus, Dha……”
“Aku mau keluar. Keluarin di mana?”
“Di dalam ajaaa… Aku juga mau keluar…..”
Mereka berdua mengejang, dua erangan keras beradu. Yudha dan Fia mencapai puncak bersama-sama. “Semprotan cairan Yudha memenuhi vagina Fia dan tumpah keluar bersamaan dengan dicabutnya penis Yudha. Penis itu berlumuran cairan kenikmatan bercampur darah.
Fia tergolek lemas dengan nafas memburu… Tubuh indahnya tampak jelas, dibasahi keringat.



Yudha menghempaskan tubuhnya di samping Fia. Sebuah senyum puas bermain di bibirnya. Dia memeluk Fia dari samping smbil meremas-remas buah dada Fia. Yudha membiarkan Fia beristirahat sejenak sebelum nantinya dia akan kembali mencumbu dan menyerapi sari yang tersisa pada tubuh ini secara berulang-ulang hingga pagi tiba.
Malam ini ada satu perawan lagi yang berhasil dia nikmati tubuhnya.

Tamat

Mas Hendra Kakak Iparku

Cerita Dewasa : Mas Hendra Kakak Iparku

Aku masih siswi smu kelas 2 berumur 16 tahun. Terus terang aku sudah tidak lagi perawan, keperawananku kuserahkan kapada pacarku saat pesta malam tahun baru, waktu itu aku masih kelas 1 SMU. Semua itu aku lakukan dengan suka rela tidak ada paksaan, malah aku merasakan kenikmatan surga dunia di usia ku yang masih muda itu. Sudah 3 kali aku melakukan hubungan sex dengan pacarku aku menikmati bahkan mungkin aku semakin ketagihan mereguk kenikmatan bermain sex dengan pacarku.


Aku tinggal bersama kakak perempuanku yang sudah menikah di kota B. ini. Hingga pengawasanku begitu longgar karena kesibukan kakakku dan suaminya yang bekerja hingga kurang mengontrol terhadapku.

Sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. Siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. Setelah melapas sepatuku dan melempar tasku dikasur, aku langsung melepas celana dalamku. Entah hari ini aku merasa begitu terangsang, seperti kataku, aku ketagihan berhubungan sex. Tubuhku terasa bergetar, kedua buah dadaku menegang, dan bagian kemaluanku basah terangsang. Aku berbaring di kasurku dengan kedua kaki terbuka lebar dan rok seragamku kusingsingkan hingga ke perut.

Salah satu tanganku meremas-remas buah dadaku sementara satu tanganku lagi mengusap kemaluanku yang sudah terbuka. Kubelai-belai bulu kemaluanku semakin ke bawah kusibak bibir kemaluanku. Dengan kedua kaki semakin kulebarkan, aku terpejam membayangkan pacarku di depan selangkanganku dengan kemaluan yang tegak siap menusuk kemaluanku.

"Aaaahhh...", kuelus daging kecil diantara bibir kemaluanku, dimana rasa nya begitu nikmat kumainkan dengan jariku. Terasa semakin menegang daging kecilku ini, dan rasanya semakin nikmat. Kurasakan lubang vaginaku sudah basah. Dengan lebut kugerakkan jari tengahku menggesek kebawah daging kecilku dan langsung menuju lubang vaginaku.
"Uuuuhhh...", setengah jari tengahku sudah menusuk lubang vaginaku.

"Emmmhh...kontol...", ujarku tanpa sadar kudorong semakin dalam dan kurasakan semakin nikmat yang kurasakan. Darahku berdesir hebat, tubuhku bergetar merasakan kenikmatan ini. Mataku masih terpejam. Kubayangkan batang kemaluan pacarku menusuk lubang vaginaku seperti yang biasa kami lakukan.

"Eeehhhh...essshh...kontol enak...", aku mendesah dan merancau sesukaku dengan gerakan tanganku yang semakin cepat, hingga jari tengahku mengocok lubang vaginaku dengan nikmat. Namun tiba-tiba aku terkejut dan terbelalak, dengan tiba-tiba seseorang menindihku. Sungguh aku terkejut dan semakin terkejut saat kulihat wajah orang yg menindihku adalah mas hendra, suami kakak perempuanku.
"Aaah... Mas hendra..?". Suaraku memekik tertahan dengan rasa terkejut dan malu bercampur hingga aku tertegun tak tau harus berbuat apa.
"Kenapa harus sendiri rin...", ujar mas hendra. Seraya memegang tanganku.
"Jangan mas hendra...", ujarku aku tersadar. Seraya aku berusaha mendorong tubuhnya. Namun terasa berat sekali.
"Ayolah rin... Mas tau kamu pengen...".
"Jangan mas....". Dengan posisi tubuh aku yang sudah terlentang aku dan tubuh mas hendra diatasku, aku tak berdaya.

Aku merasakan benda hangat menempel pada kemaluanku. Yah itu adalah kemaluan mas hendra.
"Jangan mas...".
"Ayolah rin... Kamu juga pengen kan...?",
"Jangan mas... Jang ..... Aaaaahhhh.......". Aku melenguh, kata-kataku tak dapat kuteruskan, aku merasakan benda hangat itu menyeruak lubang vaginaku yang memang sudah basah dan menginginkan hujaman kemaluan laki-laki.
"Aaahh...". Hanya itu yang terdengar dari bibirku. Seraya mataku terpejam kepalaku mendongak keatas. Darahku berdesir hebat. Begitu nikmat kurasakan. Mas hendra menghujamkan seluruh batang kemaluannya masuk ke dalam vaginaku. Aku merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Sungguh terasa nikmat sekali, dengan ukuran batang kemaluan mas hendra yang kurasakan berbeda lebih besar dibanding dengan ukuran batang kemaluan pacarku.

"Enak rin....mhmmhheee...mhee...". Ujar mas hendra seraya menarik batang kemaluan itu kembali, dan memasukannya kembali.
"Mmmhhh....aaaahhh...". Eluhku. Kurasakan lebih nikmat dibanding kulakukan dengan pacarku. Karena mungkin ukurannya yang berbeda.
"Aaahh...aaahh...". Erangku setiap kali mas hendra menghujamkannya. Dengan gerakan yang semakin cepat. Vaginaku seakan dikoyak memberikan rasa nikmat yang begitu hebat.
"Uuuhh...riin... Ternyata kamu tidak hanya lebih cantik dari kakakmu, tapi juga memekmu lebih enak dan legit...". Puji mas hendra, seraya tangannya dengan liar meremas-remas kedua buah dadaku.
"Tetek kamu masih kenyal dan kencang...", pujinya. Sesekali di hisap dan dilumat kedua putingku bergantian hingga menambah kenikmatan yang kurasakan.

Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku bergetar hebat dan tanpa sadar aku mengejang seraya aku melenguh, aku merasakan seluruh sendi tubuhku terlepas. Dari lubang vaginaku kurasakan semburan cairan hangat membasahi batang kemaluan mas hendra yang masih menghujam. Kupeluk tubuh mas hendra.
"Aaah mas hendra....". Eluhku seraya mengejang-kejang dan lemas terkulai. Sungguh nikmat sekali, aku meraskan orgasme yang begitu hebat.
"Enak rin...?", seraya mas hendra memelukku. Aku mengangguk.

"Mmmhhh... Mas hendraaaaa..". Desahku dengan darah berdesir, memandangnya yang tengah melumat puting buah dadaku yang menyembul diantara sela baju seragamku yang sudah acak-acakan. Dibukanya seragamku lebih lebar agar leluasa kedua tangannya meraih gundukan buah dadaku.
"Mmmhh... Riiim... Masih kenyal banget... ". Pujinya lagi, seraya nampak begitu rakus melupat menjilat kedua putingku. Tangannya tak henti-hentinya meremas-remas. Sementara kemaluannya masih tertancap di dalam kmaluanku.

"Diterusin ya...?", pintanya setelah puas dengan buah dadaku tanpa menunggu jawabanku mas hendra mencabut batang kemaluannya dari vaginaku dan memintaku untuk mengambil posisi menungging.
"Aaaahh...", erangku saat batang kemaluan besar dan panjangg itu menusuk lagi, terasa geli dan nikmat walau vaginaku sudah basah. Kusorongkan pantatku ke belakang, kurenggangkan kedua kakiku. Agar gerakan mas hendra lebih leluasa menghujamkan batang kemaluannya.

Rasanya begitu dahsyat kurasakan, menghujam dengan maksimal seluruh batang kemaluan itu amblas didalam vaginaku yang lahap menelannya.
"Uuuuhh... Memek kamu masih sempittt rin...enak banget...". Pujinya. Setiap hujaman terasa begitu dahsyat hingga membuat tubuhku kembali bergetar untuk yang ke dua kalinya. Aku mengejang, mengeluh panjang dan kurasakan semburan dari vaginaku kembali melumuri batang kemaluan mas hendra yang begitu nikmat.
aku terkulai lemas, mas hendra membiarkan batang kemaluannya terlepas dari vaginaku. Aku terlentang memandangnya dengan batang yang mengacung besar dan panjang begitu perkasa, sungguh seksi dihadapanku. Batang kemaluan itu memiliki kepala yang besar dan memerah basah berkilat.

"Memekmu indah dan enak banget rin...", pujinya seraya memandang vaginaku. Di rentangkan kedua kakiku seraya mengambil posisi untuk kembali menghujam batang kemaluan itu.
"Aaaaahh....". Eluhku dengan vagina terjejal batang kemaluan itu. Tubuhku terhentak keras oleh gerakan pinggang mas hendra yang kerasa dan semakin cepat.
"Uuuhhh...rin... Enak banget... Bentar lagi mau keluar...aaaaaahhggggg...", geramnya dengan tubuh menggelinjang hebat, batang kenaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam vaginaku kurasakan menyemburkan cairan hangat nya. Aku merasakan sensai itu begitu hebat.

Tubuh mas hendra roboh diatas tubuhku. Dengan nafas terengah memelukku.
"Rin enak banget....". Ujarnya sesaat ia memandangku dengan senyum puas, dan melumat bibirku. Kusambut bibirnya dengan hangat seraya kupeluk erat dengan batang kemaluan kami masih menyatu.
"Kamu suka rin...?", tanyanya. Aku mengangguk malu.
"Gak usah malu-malu kalo kamu mau....". Ujarnya
"Apa cowomu yang pertama rin...?", tanyanya.
"Iya mas...".
"Kapan ?".
"Waktu malam tahun baru kemarin...". Jawabku. Yang berarti 4 bulan yang lalu.
"Udah berapa kali gituan sama yayang...?"
"Mmmm 3 kali mas....".
"Mmmmhhh pantesan kamu ketagihan ya...?". Aku mengangguk tersipu.

Dihadapan kakak perempuanku, sikap aku dan mas hendra biasa saja. Walau aku takut kakak perempuanku akan mengetahui kejadian itu. Aku berangkat dan pulang sekolah seperti biasanya.

Kadang aku mendengar suara desahan dan erangan dari kamar kakak perempuanku dan mas hendra suaminya melakukan hubungan suami istri, membuat aku merasa iri. Dan ingin ikut merasakannya.