Minggu, 17 Agustus 2008

Seks Cepat di Pesta Pernikahan

Please CLICK Our Sponsor to keep this site going.

Aku mempunyai pengalaman seks dan ingin kubagikan kepada para pembaca. Kisah ini terjadi beberapa waktu yang lalu, dimana aku sudah mempunyai seorang suami yang sampai sekarang masih tetap hidup rukun. Pengalaman seksku ini bukan pengalaman yang terjadi di antara aku dan suamiku, melainkan karena keadaan dimana aku terangsang oleh kehadiran seorang pria yang membuatku terpaksa untuk melakukannya. Dimulai dengan kejadian undangan pesta pernikahan kawanku.



“Kringggg… kringggg…” dering telpon rumahku berbunyi.
“Hallo…” sapaku, rupanya teman SMA-ku sebut saja Marta yang menelepon.
“Kamu pasti datang kan Len?” tanya Marta.
“Tentu saja aku datang, undangannya sudah kuterima kemarin sore kok.” jawabku.

Setelah berbincang sejenak maka telpon kututup. Maklumlah aku adalah seorang wanita karier, jadi karena jadwalku yang padat sering kali aku banyak tidak menghadiri acara-acara pernikahan teman-temanku yang lain. Namun kali ini yang menikah adalah Marta sahabat baikku, jadi mau tidak mau aku harus menyempatkan diri untuk menghadirinya.

Pagi ini setelah bertemu dengan client, handphone-ku berbunyi lagi. Rupanya Marta lagi yang menelpon memastikan aku untuk datang besok ke pernikahannya, sekalian juga mengundang untuk acara widodaren malam ini. Namun aku lupa telah berjanji untuk menemani suamiku bertemu dengan client-nya untuk acara dinner malam ini. Jadi aku meminta maaf kepada Marta dan aku berjanji kalau besok pada hari H-nya aku akan datang ke pernikahannya.

Malamnya, aku menemani suamiku untuk dinner dengan client-nya di salah satu hotel berbintang lima di kotaku. Kami memesan tempat terlebih dahulu dan memberitahukan kepada pelayan jika nanti ada yang mencari suamiku harap diantarkan ke tempat kami. Memang hampir semua pelayan disana telah banyak mengenal kami. Karena memang tidak jarang suamiku mengajak client-nya untuk Dinner di sana, tentunya untuk berurusan bisnis.

Kira kira 15 menit kemudian, datang seorang Lelaki yang umurnya rasanya tidak berbeda jauh dengan suamiku, dia didampingi dengan seorang wanita yang sangat anggun, meskipun parasnya tidak begitu cantik. Suamiku pun bangkit berdiri dan memperkenalkan diriku kepada mereka berdua. Rupanya lelaki itu bernama Richard dan istrinya Helen. Mereka pun duduk berdampingan bersebrangan dengan suamiku. Tidak lama kemudian, suamiku dan Richard terlibat pembicaraan yang seru soal bisnis mereka. Sementara aku pun asik sendiri dengan Helen berbincang dan bergosip.



Namun kurasakan sesekali Richard sering mencuri pandang padaku. Maklum saja malam itu aku mengenakan baju berbelahan dada yang renda berwarna hitam yang tentunya sangat kontras dengan kulitku yang putih dan rambutku yang berwarna coklat kemerahan.

Dalam hati kecilku sebenarnya aku juga diam-diam mengagumi Richard. Badannya tinggi dan kekar serta penampilannya mempesona seolah memiliki kharisma tersendiri, ditambah lagi wajahnya yang tegas namun menunjukkan kesabaran serta sorot matanya yang tajam. Berbeda sekali dengan suamiku. Diam-diam ternyata aku juga sering memperhatikan Richard. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 21:00, Richard dan Helen pun pamit kepada kami karena mereka sudah berjanji akan pergi bersama saudara Helen yang kebetulan berulang tahun.
Setelah membereskan pembayaran, aku dan suamiku pun pulang ke rumah.

Besoknya, seperti yang sudah di janjikan, aku pergi bersama suamiku ke pernikahan Marta. Benar-benar suatu pesta yang sangat meriah. Tamu yang diundang begitu banyak dan semua ornamen di dalam gedung serta keseluruhannya benar benar tertata dengan indahnya. Setelah hidangan utama keluar, aku permisi kepada suamiku hendak ke toilet. Ternyata Toilet di lantai atas dimana pesta berlangsung sangat penuh. Aku pun berinisiatif untuk turun ke lantai bawah sekalian hendak ke counter kue dengan maksud hendak membelikan kue untuk anakku.



Ketika menunggu lift, aku tersentak ada seorang lelaki menyapaku. Ternyata Richard, teman suamiku yang bertemu semalam. Dia mengatakan dia mau turun juga sebab dia merasa mobilnya belum di kunci begitu katanya. Kami pun bersama memasuki lift. Aku jadi serba salah karena lift itu kosong dan tinggal kami berdua saja. Apalagi ketika Richard mendekatiku dan mengatakan kalau penampilanku sangat cantik malam ini.

Malam itu aku mengenakan terusan berwarna merah menyala dengan bagian punggung terbuka, dan bagian depan hanya di ikatkan ke leherku. Jantungku berdegup makin kencang. Tidak munafik aku pun semalaman terbayang terus akan Richard. Suasana jadi hening di dalam lift. Richard mendekatiku dia mengatakan bahwa sejak kemarin dia pun selalu teringat akan diriku, bahkan ketika malamnya dia bercinta dengan istrinya pun dia membayangkan sedang bercinta denganku. Aku pun tersentak sekaligus senang aku hanya tersenyum saja.

Tiba-tiba tangan Richard menarik tanganku. Dia mendekati wajahku dan mencium pipiku dengan lembut. Aku tidak kuasa untuk menolaknya. Lalu tiba-tiba Richard berjalan ke tombol lift dan dia memencet tombol lift hingga lift-nya pun berhenti. Aku menjadi serba salah, dalam hati aku sangat takut, tetapi aku juga diam-diam sangat menginginkan semuanya terjadi. Lalu Richard mendekatiku lagi, dia mencium bibirku dengan lembut. Nafasku semakin tidak teratur, aku pun tidak kuasa menolaknya. Kami pun melakukan french kiss dengan hebatnya. Tangan Richard perlahan meraih belakang leherku dan menarik tali pengikat bajuku, rupanya dia berusaha membuka pakaian pestaku yang dirasakannya menghalangi pemandangan indah yang sudah dinanti-nantikannya. Aku pun tersentak, tetapi dia membungkam mulutku lagi dengan ciuman-ciumannya, aku hanya bisa mengikuti permainan ini sambil mendesah menghayati kenikmatannya.



Perlahan ciuman Richard turun ke leherku Sambil tangannya sudah megusap dan meremas-remas buah dadaku.

“Uhhh…” desahku karena begitu nikmat usapannya, begitu lembut namun kuat.

Kemudian tanpa kusadari Richard telah menghisap buah dadaku yang sebelah kiri sambil tangan kanannya meremas-remas pelan ke buah dadaku yang sebelah kanan. Dihisapnya dan dijilatinya putingku yang sudah mengeras. Dipermainkannya putingku dengan lidahnya yang nakal.

“Uuuhhh…” aku tidak tahan rasanya.

Kuremas-remas rambut Richard, “Uuuhhh……” aku tidak tahan, “Uuuhhh…”

Lalu Richard menarik tanganku ke arah ikat pinggangnya. Langsung kutarik ikat pinggangnya dan kulepaskan pengail dan resletingnya. Richard pun melorotkan celananya, lalu dia menyibakkan rokku hingga pahaku yang putih dan mulus terlihat dengan jelas. Sekilas kulihat batang kemaluan Richard telah berdiri dengan tegaknya.
Richard menatapku dalam-dalam, kemudian menciumku dari bibirku kemudian turun ke buah dadaku.

Dan tiba-tiba, “Blesss… aaaccchhh…”



Lubang kemaluanku terasa hangat, “Uuuhhhh… Richaaaard… nakal kamu…”
Richard hanya tersenyum saja. Dia lalu menggoyangkan batang kemaluannya keluar masuk keluar masuk, makin lama semakin cepat.
“Uuuhhh … nikmatt sekalii… uuuhhh…” aku merintih merasakan nikmat yang tidak terkira.

Goyangan yang dilakukan Richard makin lama semakin cepat… makin cepat… tubuhku tidak kuasa menerima hujaman batang kemaluannya yang begitu dahsyat. Kurasakan sangat penuh di dalam lubangku.
“Aacchhh… aku tak tahan lagi Richard… uuhhh…” desahku kepadanya karena merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
“Tahan sayang… kita keluar sama-sama…” katanya mencoba mengatur tempo permainan kami.
Richard pun menggoyangkan pinggulnya semakin cepat. Richard melakukan gerakan keluar masuk berulang-ulang sambil sesekali pinggulnya diputar-putar untuk menambahkan kenikmatan bersenggama.

“Aacchhh… nikmat sekali…” desahku kepadanya yang kali ini diikuti dengan tercapainya orgasmeku.



Goyangan pinggulnya yang mendesakku hingga terhimpit dipojokan lift semakin menggebu-gebu dengan gerakan keluar masuk yang semakin lama semakin cepat. Iramanya pun semakin tidak beraturan karena kami melakukan dengan posisi berdiri dan aku bersandar pada pojokan dinding lift.

“Aaacchhh…” tubuhku menegang, kepalaku tetarik ke belakang dan, “Crooottt… crooottt… crooottt…” kurasakan air mani Richard menyemprot ke dalam rahimku.

Tubuhnya menegang sambil merapat ke tubuhku, nafasnya terengah-engah menikmati permainan yang baru saja kami lalui dengan wktu dan tempo yang cepat.
“Uuuhhh…” desahku terkahir kali menghayati permainan seks kami.

Richard menciumi bibirku kembali, kami melakukan french kiss sejenak, kemudian dengan cepat membereskan pakaian kami kembali yang berantakan karena terburu-buru melepaskannya tadi.




Setelah saling membetulkan pakaian, Richard pun menekan tombol lift kembali dan kami meluncur langsung naik ke atas, kali ini kembali ke tempat pesta berlangsung. Rupanya Richard memang tidak bermaksud turun, dia segera berlari ke lift ketika dia melihatku berjalan keluar ruangan. Setelah saling menukar nomer telpon, kami pun berpisah.

Sambil masuk ke ruangan, Richard mengerlingkan mata nakalnya kepadaku, aku hanya membalasnya dengan senyuman saja. Ketika aku kembali ke tempat duduk, suamiku bertanya kenapa aku lama. Aku bilang saja bertemu dengan teman lama dan sempat mengobrol dengannya sejenak.

Dan tidak lama kemudian, acara pun diakhiri dengan foto bersama pengantin. Setelah memberi selamat kepada Marta, aku dan suamiku pun pulang ke rumah. Malamnya, aku banyak tersenyum-senyum sendiri karena masih mengingat kejadian yang begitu indah dan menggairahkan bersama dengan Richard di lift tadi.

Please CLICK Our Sponsor to keep this site going.

ADULT FRIENDSTER - The World's Largest Sex Community ~ Join Now! It's totally FREE!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar